miosporty-red-l.jpgBenarkah ada motor-motor banci? Tenang saja, ini hanya istilah bagi motor yang setengah-setengah. Setengah ini dan setengah itu. Maunya ini tetapi itu juga. Makanya tidak berlebihan jika motor-motor jenis ini disebut juga motor banci.

Seperti apa sih motor-motor banci itu? Mari kita ulas satu per satu.

1. Yamaha Mio

Motor keluaran Yamaha ini memang fenomenal dan merajai pasaran motor skutik tanah air. Mio bahkan dianggap sebagai pelopor motor skutik yang sejatinya gelar ini milik Kymco. Tak lain dan tak bukan adalah karena Mio skutik paling sukses di tanah air.

Tetapi mengapa Mio menjadi motor banci? Terutama karena sejatinya motor ini diperuntukkan bagi wanita. Pasti kita ingat iklan-iklan Mio yang dibintangi Tesa Kaunang dengan slogan “Wanita tak mau ketinggalan.”

Tetapi perkembangannya justru berbeda. Pemakai Mio justru kebanyakan pria. Karena didominasi pria padahal motor ini sejatinya untuk wanita, maka sudah selayaknya jika motor Mio didaulat sebagai motor banci.

2. Yamaha MX CW

Yamaha MX yang diluncurkan tahun 2005 merupakan salah satu produk unggulan Yamaha. Bentuknya yang sportif dan modern ditambah teknologi yang lumayan dan kapasitas yang besar membuatnya menjadi idola para pria pencinta kecepatan dan bentuk sportif.

Pada tahun 2006 beredar Yamaha MX CW yang merupakan upgrade dari MX biasa. MX CW sudah mengadopsi velg racing dan kopling manual. Striping-nya sangat dinamis. Bahkan beredar varian SE (special edition) yang telah ditambahi beberapa aksesoris pemanis.

Tetapi MX CW juga didaulat sebagai motor banci karena walau pun koplingnya manual, tetapi arah perpindahan giginya maju terus seperti layaknya motor bebek dengan kopling sentrifugal. Rupanya MX CW ini meneruskan idealisme pendahulunya, yaitu F1 ZR. Bahkan dahulu sempat dibuktikan bahwa walau pun F1 ZR menggunakan kopling manual, tetapi rupanya kita dapat memindahkan gigi tanpa perlu menekan kopling.

3. Suzuki Satria FU 150

Suzuki Satria FU 150 termasuk motor sukses dari Suzuki. Bahkan motor yang dirilis tahun 2004 dan bertahan sampai sekarang ini masih terus laku dan masih diidolakan para remaja pecinta kecepatan. Apalagi edisi pertama sampai edisi pertengahan 2006 merupakan motor import tetapi tetap berharga lokal. Ini terutama karena importirnya adalah ATPM-nya sendiri dan bukan IU (importir umum) sehingga harganya dapat miring.

Lalu mengapa Satria FU 150 disebut motor banci? Coba kita tengok bentuknya yang bisa dikategorikan sebagai ayam jago dan bukan bebek. Suzuki sendiri tidak mau mengkategorikannya sebagai bebek underbone, tetapi memasukkan produk unggulannya sebagai hyperbone.

Cek pula kapasitas mesinnya yang termasuk besar, yaitu 150 cc. Test pula kecepatannya yang konon bisa mencapai 140 km/jam dalam keadaan standar. Melihat kapasitas mesinnya yang besar ditambah kinerjanya yang luar biasa, maka motor ini layak dipakai oleh biker pecinta kecepatan yang mau tampil macho.

Tetapi walau pun bentuknya cukup macho, tapi dimensinya kecil dan ramping. Seorang pria dengan tinggi di atas 170 cm dengan bobot di atas 65 kg tidak akan cocok menjadi pengendaranya. Motor jadi tampak kekecilan. Itulah mengapa Suzuki Satria masuk pula kategori banci. Maunya untuk pengendara macho dan sportif tetapi ternyata tidak cocok dikendari oleh pengendara macho betulan.

4. Honda Revo

Motor bebek yang baru diluncurkan tahun 2007 ini oleh Honda memang mampu mendongkrak performa penjualan Honda yang belakangan digerogoti oleh Yamaha. Honda Revo termasuk laris manis dan sangat digemari oleh pengguna motor pemula.

Lalu mengapa Honda Revo juga didaulat sebagai motor banci? Hemm… rupanya karena kapasitas mesinnya yang masih 100 cc. Tongkrongannya memang menyiratkan kecepatan tinggi. Bahkan sebagian besar pengamat sepakat kalau Revo sedikit banyak terinspirasi oleh Yamaha MX, yaitu memiliki tampang sporty dengan garis-garis tegas yang tajam.

Tampangnya seolah mampu berlari sangat kencang dan siap menyalip motor apa pun di depannya. Tapi jangan terlalu berharap banyak, kapasitas mesinnya cuma 100 cc. Seolah motor ini tidak berani bertarung dengan Yamaha Vega 110 cc sekalipun. Tongkrongan oke tetapi nyali kecil. Itulah mengapa Honda Revo pun berhak menyandang gelar motor banci.

5. Kanzen Taurus Ultima

Konon motor andalan dari Kanzen ini laris manis di Riau dan sekitarnya. Wajar saja begitu karena motor yang konon hasil inovasi dalam negeri ini desainnya cocok untuk alam Riau yang memiliki medan lumayan berat. Terutama karena desainnya meniru motor trail dengan ban semi off road plus jangkung yang menjadikannya cocok untuk medan berat.

Walau pun begitu, motor ini masih memiliki bentuk layaknya motor bebek biasa dengan kerangka underbone. Kanzen cuma meninggikan posturnya dengan shockbreaker yang lebih tinggi ditambah ban berprofil semi off-road. Inovasi yang patut dicatat adalah penggunaan 2 tangki bensinnya sehingga kapasitasnya terdongkrak 2x bebek biasa. Dan yang lebih asyik, pengisian bensin tidak mengharuskan pengendaranya turun dari tunggangan karena mengisinya di depan, tepatnya di bawah stang.

Karena bentuknya yang setengah-setengah inilah akhirnya Kanzen mendapat predikat motor banci. Maunya trail tetapi sebenarnya bebek biasa. Oh ya, Kanzen juga menjual versi Supermoto yang tampilannya lebih nge-trail lagi.

Penutup

Wah, rupanya saya sudah menulis 5 motor banci yang beredar di Indonesia. Ini tentu cuma akal-akalan dan lucu-lucuan dari saya saja. Jadi jangan tersinggung ya? Lha wong ini cuma main-mainan saja.

Tetapi tidak menutup kemungkinan jika Anda juga menambahkan motor-motor banci lainnya. Siapa tahu ada motor banci lain yang belum sempat saya tulis.